Memanfaatkan Serbuk Karbon di Dalam Baterai Sebagai Bahan Pembuatan Tinta Isi Ulang Spidol WhiteBoard
Pada era globalisasi seperti sekarang ini, nampaknya penggunaan listrik sudah menjadi kebutuhan yang melekat pada kehidupan kita sehari-hari, bahkan dalam keseharian kita dalam beraktifitas selalu tergantung pada listrik. Mulai dari nyala lampu penerangan, berbagai macam barang elektronik, hingga laptop dan LCD sebagai alat bantu pembelajaran di sekolah-sekolah. Seiring berkembangnya zaman maka arus listrik yang berguna sebagai sumber energi barang-barang elektronik tersebut dapat disimpan ke dalam sebuah benda yang biasa kita kenal dengan sebutan baterai (battery ).
Pada akhir-akhir ini, penggunaan benda-benda elektronik semakin bervariasi, lebih-lebih benda elektronik yang bersifat portable atau bisa dibawa kemana-mana. Berdasarkan kepraktisan tersebut maka diciptakanlah benda yang bisa menyimpan sumber energi listrik dalam waktu tertentu. Ada beberapa jenis baterai yang sering kita jumpai sehari-hari, antara lain baterai primer dan baterai sekunder. Baterai primer adalah baterai yang dalam penggunaanya hanya bersifat disposable/sekali pakai, baterai jenis ini biasanya banyak dijual di toko-toko besar atau kecil, bahkan pedagang kali lima juga menjual jenis baterai ini, sedangkan baterai sekunder dapat diisi ulang rechargeable battery. Karena harganya yang ekonomis maka baterai primer atau sekali pakai lebih banyak dijumpai di toko-toko besar dan kecil, dan kuantitasnya di pasaran jauh lebih banyak daripada baterai sekunder.
contoh baterai primer |
contoh baterai sekunder |
Baterai primer atau baterai sekali pakai biasanya tersusun dari tiga komponen penting, antara lain batang karbon, seng dan pasta elektrolit. Batang karbon sebagai anoda (kutub positif baterai), seng (Zn) sebagai katoda (kutub negatif baterai), pasta sebagai elektrolit (penghantar). Karena pada prinsip baterai merubah energi kimia menjadi energi listrik, maka komponen-komponen pentig penyusun baterai tersebut, merupakan unsur kimia yang bisa membahayakan dan mencemari lingkungan.
Hal yang menjadi keprihatinan kita bersama adalah perilaku masyarakat di dalam mendaur ulang baterai disposable/sekali pakai secara asal-asalan. Ada yang membuang baterai di tempat sampah sehingga campur menjadi satu dengan sampah-sampah yang lain, ada yang membuangnya di aliran sungai, bahkan ada yang membuang sembarang tempat dipinggir jalan atau di tanah lapang. Banyak masyarakat yang kurang mengetahui bahaya dan dampak limbah baterai primer terhadap lingkungan sekitar.
Dari beberapa komponen penyusun baterai primer tersebut, beberapa komponen dapat dimanfaatkan ulang sebagai barang-barang yang bisa kita pergunakan sebagai barang keprluan sehari-hari. Misalnya batang karbon yang ada di dalam baterai dapat digunakan sebagai bahan pewarna dan seng dan timbal dapat dipergunakan sebagai pemberat mata kail “Timbel” atau bisa untuk bahan kerajinan.
Lima tahun belakangan ini penggunaan Spidol White Board sebagai salah satu alat bantu pemebelajaran di kampus dan sekolah-sekolah nampaknya sudah semakin tergantikan oleh adanya laptop dan LCD. Dengan adanya Laptop dan LCD, dosen dan guru merasa terbantu , meskipun proses pembelajaran tidak selamanya menggunakan Laptop dan LCD. Sesekali dosen menggunakan bantuan Spidol White Board untuk menulis beberapa tulisan dan angka di Papan White Board, lebih lebih jika listrik PLN padam sehingga dosen amat terbantu dengan keberadaan Spidol dan Papan WhiteBoard.
Hal yang tidak diinginkan jika pada saat Spidol WhiteBord tersebut, dibutuhkan malah tidak ada, dan kalaupun ada dalam kondisi kering atau mati, sehingga tidak bisa dipergunakan untuk menulis dipapan WhiteBoard. Harga Sepidol WhiteBoard kondisi baru tentu mahal, demikian juga dengan tinta isi ulangnya. Alangkah hematnya jika kita bisa memanfaatkan barang daur ulang yang bisa digunakan untuk keperluan yang lebih bermanfaat. Salah satu cara adalah dengan memanfaatkan karbon hitam yang ada di dalam baterai kering primer AA atau AAA, sebagai bahan pembuatan tinta isi ulang Spidol WhiteBoard. Sekarang tidak kawatir akan spidol yang macet atau mati, tinggal mencari baterai yang tidak terpakai kemudian keluarkan isinya, sehingga dapat dipisahkan karbon hitam dengan komponen penyusun lainya. Campurkan sedikit minyak tiner atau air untuk mencairkan karbon tersebut sehingga menjadi cair. Masukan cairan tersebut secukupnya, maka proses belajar mengajar dapat langsung dilanjutkan.
Ide yang mendasari pemanfaatan karbon yang terdapat di dalam baterai adalah keprihatinan terhadap masyarakat yang membuang baterai bekas sembarangan sehingga dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan, selain faktor kekawatian terhadap masyarakat juga karena beberapa pengalaman di dalam perkuliahan yang menjadi terganggu yang dikarenakan macetnya beberapa spidol, sehingga harus mengambil yang baru atau minimal mengisi dengan tinta isi ulang. Tetntu saja dengan pengisian isi ulang akan menghemat biaya untuk pembelian spidol baru, tetapi tinta isi ulang harganya tidak semurah dengan spidol yang baru. Akan lebih menghemat lagi jika kita bisa membuat tinta isi ulang dengan memanfaatkan barang bekas.
Proses pembuatan tinta spidol dengan bahan dasar karbon batu baterai, sebenarnya tidak sesulit seperti yang dibayangkan. Hal yang perlu kita lakukan adalah dengan memisahkan antara ke tiga komponen penyusun batu baterai tersebut. Salah satu diantara ketiga komponen penyusun batu baterai tersebut, ada yang warnanya hitam bubuk dan itulah yang dinamakana karbon untuk bahan dasar pembuatan tinta spidol.
Pertama-tama lepaskan baterai dari kulit yang membalutnya, biasanya kulit ini terbuat dari lembaran besi seng tipis yang membalut menyerupai tabung. Lembaran seng ini tidak menyatu sempurna, maka pada awal membuka lempengan seng ini carilah bagian yang bercerat, pada bagian itu adalah letak sambungan kedua sisi lempengan seng. Dengan bantuan obeng minus dan tang, maka akan mempermudah kita dalam melakukan proses ini. Hati-hati dalam membuka kulit baterai, karena terbuat dari seng dan kaku maka jika tidak hati-hati maka tangan kita akan terluka.
Setelah kulit baterai terbuka, maka kita akan melihat tabung dari timbal. Bentuknya hampir mirip dengan kulit seng yang perta tadi, bedanya disini kita tidak akan menemukan cerat, sebagai bentuk sambungan. Karena tabung timbal ini bentuknya selongsongan maka kita akan sedikit kesulitan untuk mengeluarkan isinya tanpa merusak tabung timbal tersebut. Dengan memotong menjadi dua bagian kita kaan lebih mudah mengeluarkan isinya.
Setelah kita membelah tabung timbal, maka kita akan memperoleh serbuk karbon yang berwarnan hitam pekat. Ada bagian serbuk karbon yang bercampur dengan pasta elektrolit sebagai penghantar. Pisahkan karbon murni denan karbon yang bercampur dengan pasta elektrolit, kita tidak usah kawatir karena pada umumnya serbuk karbon yang tidak bercampur pasta elektrolit lebih banyak daripada yang sudah bercampur dengan pasta elektrolit, dan pasta elektrolit letaknya hanya terdapat pada ujung-ujung batang karbon.
Pisahkan bagian perbagian komponen penyusun batu baterai tersebut satu dengan yang lainya. Pipihkan lembaran seng kulit baterai sehingga dapat kita manfaatkan untuk bahan pembuatan kerajinan dan lain-lain.pipihkan dan potong rapi lembaran timbal yang kita peroleh dari selongsong baterai terbuat dari timbal, sehingga didapatkan lembaran-lembaran potongan timbal. Potongan timbale tersebut dapat dipergunakan sebagai pemberat mata kail / “pancing ikan”. Dan yang terakhir kita akan mendapatkan serbuk karbon, yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan tinta spidol white board.
Proses pembuatan tinta isi ulang spidol white board, dengan bahan dasar serbuk karbon dari sisa baterai kering sebenarnya tidaklah sulit. Setelah serbuk karbon berhasil dipisahkan maka langkah selanjutnya adalah menempatkan serbuk karbon tersebut dalam sebuah wadah kecul yang berguna untuk mencampur dan menganduk supaya merata. Setelah serbuk karbon diletakan ke dalam wadah, kemudian campurkan sedikit minyak tiner atau air agar sedukit mencair dan mengental, sehingga dapat meresap di dalam busa spidol.
Dengan melihat kenyataan dan problematika yang sering terjadi di masyarakat, maka timbulah kepekaan sosial yang dapat mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul tersebut. Berawal dari permasalahan masyarakat di dalam memanfaatkan limbah batu baterai, sehingga banyak masyarakat yang yang membuang limbah baterai tersebut secara sembarangan menyebakan pencemaran lingkungan. Permasalahan masyarakat diperkuat dengan kebutuhan akan bahan pembuat tinta yang praktis sebagai tinta isi ulang spidol yang manfaatnya sangat terasa bagi proses belajar mengajar di sekolah-sekolah, khususnya diperuntukan bagi sekolah-sekolah geratis.
Kerjasama yang kuat antara pemerintah, masyarakat dan akademisi membantu menyelesaikan berbagai permasalahana bangsa, minimal permasalahan daur ulang sampah. Perilaku masyarakat di dalam membuang sampah yang masuk dalam kategori sampah atau limbah berbahaya secara sembarangan, dapat mencemari lingkungan. Di sini peran akademisi berperan di dalam melakukan penelitian dan melakukan beberapa riset mengenai sampah yang dikategorikan di dalam limbah berbahaya tersebut. Setelah pemerintah mendapat masukan dari masyarakat dan akademisi maka sudah sepatutnya dibuat kebijakan yang mengatur mengenai beberapa sampah dan limbah berbahaya. Pemanfaatan serbuk karbon ini hanya sebagian kecil solusi untuk mengurangi dampak sampah baterai sebagai barang bekas pakai. Terlepas dari masuk tidaknya baterai sebagai barang limbah berbahaya dan dampaknya terhadap kelestarian lingkungan, dan juga perilaku masyarakat yang membuang sampah tanpa memperhatikan dampak terhadap lingkungan sekitar.
Sampah dan limbah bekas pakai menjadi persoalan baru pada akhir dekade ini, selain tingkat pengangguran dan tingkat kemiskinan ikut naik persentasenya. Peran serta masarakat dan pemerintah dengan dibantu para akademisi diharapkan mampu mengatasi persoalan yang ada kususnya sampah dan barang bekas pakai yang dapat di daur ulang. Akibat yang ditimbulkan oleh sampah adalah dampaknya terhadap lingkungan, jadi memang benar bahwa lingkungan yang kita tinggali ini bukan merupakan warisan nenenk moyang, melainkan titipan untuk anak cucu kita. jadi selagi kita bisa mengoptimalkan pemanfaatan dari sebuah produk, maka manfaatkanlah semaksimal mungkin. Kuncinya adalah pergunakan yang masih bisa dipergunakan dan kurangi penggunaan barang-barang yang kurang bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar